ABSTRAKrnInvestasi pasar modal pada dasarnya akan memberikan earning atau gain rnyang lebih tinggi dari suku bunga yang ditetapkan oleh pihak pemerintah atau bank.rnDengan terciptanya keterbukaan ekonomi pada negara-negara emerging market rndiyakini akan memberikan risk premium yang lebih tinggi (Salomons dan rnGrootveld, 2003) sehingga expected return yang dihasilkan cukup tinggi danrnmenjadi peluang dalam menciptakan ketertarikan investor asing. rnMengacu pada model yang dikembangkan oleh Loncan dan Caldeira (2015),rnpeneliti melakukan pengembangan model dengan memasukkan variabel foreignrnowenership sebagai variabel mediator untuk menentukan determinant of excessrnreeturn di Indonesia yang dibangun dengan model dasar Arbitrage Pricing Theoryrn(APT) dengan analisis menggunakan pendekatan model Data Panel. Sampel yangrndigunakan dalam penelitian sebanyak 109 (seratus sembilan) emiten dari 9rn(sembilan) sektor dengan variabel penelitian adalah excess return, foreignrnownership, foreign net capital flow (net flow), global risk, small minus big, highrnminus low, dan winner minus loser. rnPengembangan analisis sektoral pada penelitian ini dapat menghasilkanrntemuan yaitu: rna. Sektor Aneka Industri merupakan sektor yang paling sensitif terhadaprnperubahan variabel-variabel yang mempengaruhi excess return. rnb. Sektor Pertambangan merupakan sektor yang paling diminati oleh investorrnasing. rnc. Sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi direspon cukup reaktif oleh pararninvestor asing karena dapat memberikan excess return yang lebih baikrndibandingkan sektor lainnya. Sementara itu, Sektor Pertanian belum menjadirndaya tarik investor asing untuk menanamkan investasinya. rn Pengembangan penelitian selanjutnya atas determinan excess returnrndisarankan untuk lebih fokus pada variabel mediator selain foreign ownership untuk rnmendapatkan nilai koefisien determinasi model persamaan menjadi lebih tinggi.rn rnKata Kunci : saham, excess return, foreign ownership, Arbitrage Pricing Theory.rn